Mata pencaharian Orang_Melayu_Langkat

Orang Melayu Langkat umumnya hidup dari bidang pertanian dan perkebunan rakyat. Selain menanam padi di sawah, mereka juga menanam kelapa, durian, rambutan, nangka, cempedak, durian, dan pisang. Di bidang perkebunan rakyat mereka mengusahakan karet, kopi, lada, pala, kelapa sawit, purun (tanaman rawa untuk bahan pembuatan kerajinan tangan), dan cengkeh. Selain mengusahakan perkebunan milik sendiri atau mengerjakan kebunorang lain, banyak pula yang menjadi buruh di perkebunan besar milik negara. Pekerjaan memburuh ini mereka lakukan bersama-sama dengan penduduk suku bangsa Jawa yang sejak masuk ke daerah ini sudah bekerja sebagai buruh di perkebunan milik Belanda.

Pada masa lalu masyarakat mengembangkan mata pencaharian menangkap ikan di sungai, rawa dan kolam di sekitar kediaman mereka. Hasilnya dapat mereka jual ke daerah lain di sekitarnya, misalnya ke kota Binjai, Medan, bahkan sampai ke Berastagi dan Kabanjahe. Kini mereka juga beternak ayam, itik, kerbau, kuda, kambing, dan sebagainya. Usaha tradisional lainnya yang sudah lama berkembang di daerah ini adalah industri pembuatan batubaro yang dikerjakan secara perorangan di rumah-rumah. Penghasilan batubara dari daerah ini juga dipasarkan ke daerah-daerah lain di luar Kabupaten Langkat. Sebahagian masyarakat mengembangkan pula mata pencaharian tambahan dengan mengerjakan berbagai kerajinan dari bambu, ijuk, dan sejenis tanaman rawa setempat yang disebut purun. Dari bidang ini dihasilkan anyaman bambu, sapu ijuk, payung bambu dan kertas, serta tikar. Pekerjaan lainnya adalah berdagang atau menjadi pegawai pada kantor-kantor pemerintahan.[8]